Saturday, 23 September 2017

Pengaruh perkembangan alat komunikasi terjahap dunia pendidikan



Pengaruh Perkembangan Alat Komunikasi Terhadap Dunia Pendidikan

Perkembangan alat komunikasi dibagi dalam 3 fase, yakni: pertama, kita mengenal dengan alat komunikasi sederhana dengan 2 kaleng dan benang sebagai penghantarnya (1787), selanjutnya pada tahun 1987 hadir handphone dengan ukuran besar. Perkembangan teknologi yang semakin tahun meningkat, inovasi-inovasi baru mulai muncul. Hasilnya smartphone pun diluncurkan (2007) dengan berbagai vitur-vitur aplikasi canggih yang membuat semua orang melirik dan bahkan ingin memilikinya.
Hampir semua orang memiliki smartphone, termasuk anak-anak yang masih dalam usia sekolah. Beberapa pihak memanandang ini merupakan pasar yang baik untuk berbisnis. Aplikasi-aplikasi pun banyak dikembangkan untuk bisnis semata. Banyak potensi yang baru tergali dengan berkembangnya teknologi.
Sesuai dengan yang diungkapkan Pusat Joan Ganz Conney di sesame workshop. "Sama seperti jalan sesame membantu mengubah televisi menjadi alat revolusioner untuk belajar di kalangan anak-anak empat dekade yang lalu, kemajuan teknologi mobile menunjukkan potensi pendidikan yang belum tergali untuk generasi sekarang."
Saat ini di New York muncul banyak variasi dan bentuk aplikasi pendidikan, baik berupa game, ebook, dll. Banyak siswa lebih tertarik dan lebih antusias dengan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi. Kedepannya pembelajaran akan lebih jadi menyenangkan, namun hal itu tak akan membuat kita lepas dari berbagai masalah baru.



Masalah yang dihadapi New York dalam pendidikan:
Ketidakadilan pendidikan kita.
Kurang dari setengah penduduk kulit hitam rata-rata lulus SMA, rata-rata orang kulit hitam yang berusia 17 tahun disamakan kemampuannya dengan orang kulit putih yang usianya 13 tahun.
Perangkat digital kita.
Smartphone telah meningkatkan jurang keburukan. Kemajuan teknologi sangatlah berpengaruh terhadap apa yang digali, dipelajari, dan didapatkan siswa.
Siswa diizinkan membawa smartphone ke sekolah.
Ini merupakan masalah serius, di New York banyak kriminal yang berkeliaran akan mengintai anak-anak. Selain itu, siswa dalam kelas akan lebih fokus pada smartphone dibandingkan dengan pembelajaran. Tak hanya itu merekan akan jarang berinteraksi dengan guru bahkan dengan siswa lain.
Departemen pendidikan kota New York mempekerjakan pakar ekonomi Harvard terkenal Dr. Roland Fryer (2008) sebagai petugas ketidaksetaraan utama untuk menggoncangkan sekolah umum dalam negeri. Dr. Fryer dan dana untuk sekolah negeri mengeluarkan pemikiran berani: bagaimana kita bisa mencapai prestasi dan membuat pendidikan seperti yang diharapkan?
Dari situlah untuk menginsipasi para siswa, lahir program “The Million”. Program yang dapat menghubungkan satu sama lain: pada perangkat mobile. Dengan pemberian handphone secara gratis diharapkan siswa dapat meningkatkan perhatian, partisipasi, tugas rumah dan nilai. Program ini dijalakan atas kerjasama beberapa perusahaan dalam bidang komunikasi (Samsung, Verizon, Digital) dengan Departemen pendidikan.
The million pilot diluncurkan pada tahun 2008 di beberapa sekolah dipusat kota. Anak-anak diberi insentif untuk mendapatkan catatan pada telepon mereka dengan meningkatkan kehadiran dan prestasi. Setiap dua minggu, guru memberikan penilaian melalui handphone atas kerja keras siswa. Disini berusaha menguatkan hubungan antara kerja keras dan pemberian reward.
Hasil program The Million Pilot:
Siswa-siswa belajar lebih keras di sekolah
Siswa-siswa lebih kompetitif dengan cara yang baik
Siswa-siswa dan guru-guru lebih berinteraksi satu dengan yang lainnya
Program ini juga mendapat banyak penghargaan, antara lain : Clinton global intiative recognitation-2008, Andi award 2009, dll. Program ini menjadi penerima penghargaan pendidikan teratas dalam sejarah. Mengikuti kesuksesan program million pilot, Dr. Freyer kembali ke Harvard untuk memulai EDLABS. Sebuah inovasi program pendidikan dan kualifikasi lab.

Untuk melanjutkan program itu, diperkenalkan The Million 2.0 : Plus Smartphone.
Sebuah kota baru cocok untuk fase II: kesensaraan pendidikan umum yang kronis, keterbatasan dan sebuah penggabungan yang unik dari tingginya motivasi private dan sosok-sosok public. (kota Oklahoma)
1000 siswa-siswa akan diberikan smartphone secara acak di 6 sekolah yang berbeda dan beberapa mitra yang diinvestasikan sepenuhnya. Siswa-siswa mendapatkan 500 menit, 1000 SMS, dan 15-30 Mb data perbulan selama 10 bulan tergantung dari pencapaian dan perhatian mereka.
Tujuannya untuk menghubungkan siswa dengan siswa, siswa dengan pendidikan, dan siswa dengan 1000 mitra. Kelas aplikasi the million akan dibuka sumber platform yang mana siswa akan dapat membuat, membagi, belajar dan menjadi pemilik dari produk kreatif mereka.
“It is because modern education is so seldom inspired by a great hope that it so seldom achives great result. The wish to preserve the past rather that the hope of creating the future dominates the minds of those who control the teaching of young.” – Bertrand Russell

No comments:

Post a Comment